Dosen Pengampu :
Dr. Ir. H. Sumirin, MS
Oleh :
KIKI
SHAHNARKI
MTS
163510832
PROGRAM
STUDI MAGISTER TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS
ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2017
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Era globalisai yang ditandai dengan
adanya Perdagangan bebas mengharuskan sektor Kesehatan terutam Rumah Sakit
untuk meningkatkan daya saing dengan memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya
kepada pelanggan ataupun pasien bahkan penyajian laporan yang akurat bagi para
pengambil keputusan.
Dewasa ini , hampir
seluruh rumah sakit berlomba – lomba mengembangkan diri dan meningkatkan kualitas
manajemen pelayanan kesehatan dengan menerapkan sistem informasi rumah sakit
berbasis komputer untuk mendukung perubahan serta perbaikan bagi semua aspek dan bidang yang terkait, baik dari
segi sarana dan prasarana, finansial, perlengkapan alat-alat medis maupun
sumber daya manusia.
Salah satu
faktor yang tak kalah penting adalah
sumber daya manusia ( SDM ) yang handal sebagai penggerak perangkat sistem
informasi .Sistem Informasi merupakan salah satu kebutuhan terbesar di rumah
sakit, untuk menyelsaikan masalah –
masalah yang biasa terjadi di rumah sakit seperti data – data pasien yang tidak
terorganisir dengan baik, kesalahan dalam nomor antrian, resep obat salah, dan lain
sebagainya. Dengan menggunakan sistem informasi diharapkan masalah – masalah tersebut dapat diatasi
minimal dikurangi yang tentunya akan berdampak pada peningkatan mutu
pelayanan rumah sakit secara keseluruhan.
1.2 Tujuan.
Tujuan Umum : Meningkatkan pelayanan kesehatan dan keperawatan
kepeda pasien secara optimal.
Tujuan khusus :
a.
Merubah
cara konvensional menjadi cara yang
modern
b.
Agar
dapat bersaing secara globalisasi
c.
Mengurangi
kekeliruan dalam segala aspek pelayanan kesehatan
d.
Memotivasi
pekerja bekerja lebih praktis
e.
Meningkatkan
kinerja pekerja
f.
Menjadikan
Rumah Sakit pilihan pasien diantara rumah sakit lain
g.
Efisien
dan efektik dalam kebutuhan tenaga.
h.
Mengurangi
kost yang berlebihan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Konsep Sistem informasi
Sistem informasi adalah suatu sistem dalam suatu
organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi
operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi
dari suatu organisasi untuk dapat menyediakan kepada
pihak luar tertentu dengan informasi yang diperlukan
untuk pengambilan keputusan. Sistem informasi dalam suatu
organisasi dapat dikatakan sebagai suatu sistem yang
menyediakan informasi bagi semua tingkatan dalam organisasi tersebut
kapan saja diperlukan. Sistem ini menyimpan, mengambil, mengubah, mengolah dan
mengkomunikasikan informasi yang diterima dengan menggunakan
sistem informasi atau peralatan sistem lainnya
2.2 Komponen Sistem Informasi
Sistem informasi terdiri dari komponenkomponen
yang disebut blok bangunan (building blok), yang terdiri
dari komponen input, komponen model, komponen output,
komponen teknologi, komponen hardware, komponen software, komponen basis data,
dan komponen kontrol. Semua komponen tersebut
saling berinteraksi satu dengan yang lain
membentuk suatu kesatuan untuk mencapai sasaran.
2.2.1 Komponen
input
Input mewakili data yang masuk kedalam
sistem informasi. Input disini termasuk metode dan media untuk
menangkap data yang akan dimasukkan, yang dapat
berupa dokumen dokumen dasar.
2.2.2 Komponen
model
Komponen
ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika, dan model matematik
yang akan memanipulasi data input dan data yang
tersimpan di basis data dengan cara yag sudah ditentukan
untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.
2.2.3 Komponen
output
Hasil dari
sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi
yang berkualitas dan dokumentasi
yang berguna untuk semua pemakai sistem.
2.2.4 Komponen
teknologi
Teknologi merupakan “tool box” dalam sistem
informasi, Teknologi digunakan untuk menerima input,
menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, neghasilkan
dan mengirimkan keluaran, dan membantu pengendalian dari sistem
secara keseluruhan.
2.2.5 Komponen
hardware
Hardware berperan
penting sebagai suatu media penyimpanan vital bagi sistem
informasi.Yang berfungsi sebagai tempat untuk menampung database
atau lebih mudah dikatakan sebagai sumber data dan
informasi untuk memperlancar dan mempermudah kerja dari sistem
informasi.
2.2.6 Komponen
software
Software
berfungsi sebagai tempat untuk mengolah,menghitung dan memanipulasi
data yang diambil dari hardware untuk menciptakan
suatu informasi.
2.2.7 Komponen
basis data
Basis
data (database) merupakan kumpulan data
yang saling berkaitan dan berhubungan satu dengan
yang lain, tersimpan di pernagkat keras komputer dan menggunakan
perangkat lunak untuk memanipulasinya. Data
perlu disimpan dalam basis data untuk
keperluan penyediaan informasi lebih lanjut. Data di dalam basis data perlu
diorganisasikan sedemikian rupa supaya informasi
yang dihasilkan berkualitas. Organisasi basis
data yang baik juga berguna untuk efisiensi
kapasitas penyimpanannya. Basis data diakses atau dimanipulasi
menggunakan perangkat lunak paket yang disebut DBMS
(Database Management System).
2.2.8 Komponen
kontrol
Banyak hal
yang dapat merusak sistem informasi, seperti bencana alam, api,
te,peratur, air,debu, kecurangankecurangan, kegagalankegagalan sistem
itu sendiri, ketidak efisienan, sabotase dan lain
sebagainya. Beberapa pengendalian perlu dirancang dan
diterapkan untuk meyakinkan bahwa halhal yang dapat
merusak sistem dapat dicegah ataupun bila terlanjur terjadi
kesalahankesalahan dapat langsung cepat diatasi.
2.3 Siklus Hidup Pengembangan Sistem Informasi
Manjamen
Siklus hidup
pengembangan sistem dapat didefinisikan sebagai serangkaian aktivitas yang
dilaksanakan oleh professional dan pemakai sistem informasi untuk mengembangkan
dan mengimplementasikan sistem informasi. Siklus hidup pengembangan sistem
dibagi menjadi 7 fase, yaitu :
1.
Perencanaan Sistem
Dalam fase perencanaan
sistem dibentuk suatu struktur kerja strategis yang luas dan pandangan sistem
informasi baru yang jelas akan memenuhi kebutuhan-kebutuhan pemakai informasi.
Selain Tujuan
yang menjanjikan dari perencanaan pengembangan sistem informasi manajemen Rumah
Sakit (SIM-RS). Adapula hal-hal yang harus diperhatikan agar
Sistem Informasi Manajemen yang dibuat dapat teraplikasikan dengan sukses :
a. Development Master Plan, cetak
biru pembangunan harus dirancang dengan baik mulai dari survei awal hingga
berakhirnya implementasi, yang perlu diperhatikan adalah terlibatnya faktor
pengalaman dalam membangun pekerjaan yang sama, serta peran serta semua bagian
dalam organisasi dalam mensukseskan Sistem Informasi Manajemen yang akan
dibangun, master plan ini yang akan menjadi acuan pembuatan sebuah sistem untuk
jangka waktu tidak terbatas.
b. Integrated,
dengan integrasi antar semua bagian organisasi menjadi satu kesatuan, akan
membuat sistem berjalan dengan efisien dan efektif sehingga kendala-kendala
seperti redudansi, re-entry dan ketidakkonsistenan data dapat
dihindarkan, dengan harapan pengguna sistem memperoleh manfaat yang dapat
dirasakan secara langsung, perubahan pola kerja dari manual ke computer akan
menimbulkan efek baik dan buruk bagi seorang tenga medis.
c. Development Team,
tim yang membangun Sistem Informasi Manajemen harus ahli dan berpengalaman di
bidangnya, beberapa bidang ilmu yang harus ada dalam membangun sebuah Sistem
Informasi Manajemen yang baik adalah: Manajemen Informasi, Teknik Informasi,
Teknik Komputer, dokter, perawat dan tentunya orang-orang sudah sudah
berkecipung dibidang pengembangan sistem informasi manajeman khususnya rumah sakit
(kesehatan).
d. Teknologi Informasi, ketepatan
dalam memilih Teknologi Informasi sangat penting dalam pembangunan,
komponen-komponen Teknologi Informasi secara umum adalah Piranti
2.
Analisis Sistem
Dalam tahap ini dilakukan proses :
a. penilaian, identifikasi dan evaluasi komponen dan
hubungan timbale balik yang terkait dalam pengembangan sistem, definisi
masalah, tujuan, kebutuhan, prioritas dan kendala-kendala sistem.
b. Fase analisis sistem adalah fase professional sistem
melakukan kegiatan analisis sistem.
c. Tim sistem memperoleh pengertian yang lebih jelas
tentang alasan untuk mengembangkan suatu sistem manajemen di rumah sakit
d. Ruang lingkup analisis sistem ditentukan pada fase
ini. Profesional sistem mewawancarai calon pemakai dan bekerja dengan pemakai
yang bersangkutan untuk mencari penyelesaian masalah dan menentukan kebutuhan
pemakai.
e. Beberapa aspek
sistem yang sedang dikembangkan mungkin tidak diketahui secara penuh pada fase
ini, jadi asumsi kritis dibuat untuk memungkinkan berlanjutnya siklus hidup pengembangan
sistem.
f. Pada akhir fase
analisis sistem, laporan analisis sistem disiapkan. Laporan ini berisi
penemuan-penemuan dan rekomendasi. Bila laporan ini disetujui, tim proyek
sistem siap untuk memulai fase perancangan sistem secara umum. Bila laporan tidak
disetujui, tim proyek sistem harus menjalankan analisis tambahan sampai semua
peserta setuju.
3.
Perancangan
Sistem Secara Umum
Dalam tahap ini hal yang dilakukan yaitu :
a. Dibentuk alternatif-alternatif perancangan
konseptual untuk pandangan pemakai. Alternatif ini merupakan perluasan
kebutuhan pemakai. Alternatif perancangan konseptual memungkinkan Direktur dan
pemakai untuk memilih rancangan terbaik yang cocok untuk kebutuhan Rumah Sakit.
b. Pada fase ini analis sistem mulai merancang proses
dengan mengidentifikasikan laporan-laporan dan output yang akan dihasilkan oleh
sistem yang diusulkan. Data masing-masing laporan ditentukan. Biasanya,
perancang sistem membuat sketsa form atau tampilan yang mereka harapkan bila
sistem telah selesai dibentuk. Sketsa ini dilakukan pada kertas atau pada
tampilan komputer.
4.
Evaluasi dan Seleksi Sistem
Akhir fase perancangan
sistem secara umum menyediakan point utama untuk keputusan investasi. Oleh
sebab itu dalam fase evaluasi dan seleksi sistem ini nilai kualitas sistem dan
biaya/keuntungan dari laporan dengan proyek sistem dinilai secara hati-hati dan
diuraikan dalam laporan evaluasi dan seleksi sistem.
Jika tak satupun
altenatif perancangan konseptual yang dihasilkan pada fase perancangan sistem
secara umum terbukti dapat dibenarkan, maka semua altenatif akan dibuang.
Biasanya, beberapa alternatif harus terbukti dapat dibenarkan, dan salah
satunya dengan nilai tertinggi dipilih untuk pekerjaan akhir. Bila satu
alternatif perancangan sudah dipilih, maka akan dibuatkan rekomendasi untuk
sistem ini dan dibuatkan jadwal untuk perancangan detailnya.
5.
Perancangan Secara Detail
Fase perancangan sistem
secara detail menyediakan spesifikasi untuk perancangan secara konseptual. Pada
fase ini semua komponen dirancang dan dijelaskan secara detail. Perencanaan
output (layout) dirancang untuk semua layar, form-form tertentu dan
laporan-laporan yang dicetak. Semua output direview dan disetujui oleh pemakai
dan didokumentasikan. Semua input ditentukan dan format input baik untuk layar
dan form-form biasa direview dan disetujui oleh pemakai dan didokumentasikan.
Berdasarkan perancangan
output dan input, proses-proses dirancang untuk mengubah input menjadi output.
Macam-macam model dikembangkan untuk mengubah data menjadi informasi. Prosedur ditulis
untuk membimbing pemakai dan personil operasi agar dapat bekerja dengan sistem
yang sedang dikembangkan.
Database dirancang
untuk menyimpan dan mengakses data. Kendali-kendali yang dibutuhkan untuk
melindungi sistem baru dari macam-macam ancaman dan error ditentukan. Pada
beberapa proyek sistem, teknologi baru dan berbeda dibutuhkan untuk merancang
kemampuan tambahan macam-macam computer dan peralatan
Pada akhir fase ini,
laporan rancangan sistem secara detail dihasilkan. Laporan ini mungkin berisi
beribu-ribu dokumen dengan semua spesifikasi untuk masing-masing rancangan
sistem yang terintegrasi menjadi satu kesatuan. Laporan ini dapat juga
dijadikan sebagai buku pedoman yang lengkap untuk merancang, membuat kode dan
menguji sistem; instalasi peralatan; pelatihan; dan tugas-tugas implementasi
lainnya.
6.
Implementasi Sistem
Pada fase ini :
a. Sistem siap untuk dibuat dan di instalasi.
b. Sejumlah tugas harus dikoordinasi dan dilaksanakan
untuk implementasi sistem ang akan di buat.
c. Laporan implementasi yang dibuat pada fase ini ada
dua bagian, yaitu
· Rencana
implementasi dalam bentuk Grantt Chart atau (Program and Evaluation Review
Technique) PERT Chart
· Penjadwalan
proyek dan tehnik manajemen. Bagian ini merupakan laporan yang menerangkan tugas penting untuk melaksanakan
implementasi sistem, seperti
pengembangan software, persiapan
lokasi peletakan sistem, instalasi peralatan yang digunakan, pengujian sistem,
pelatihan untuk para pemakai sistem dan persiapan dokumentasi.
7. Pemeliharaan
Sistem
Tahap pemeliharaan dilakukan setelah tahap
implementasi. Sistem baru yang berjalan digunakan sesuai dengan keperluan Rumah
Sakit. Selama masa hidupnya, sistem secara periodik akan ditinjau. Perubahan
dilakukan jika muncul masalah atau jika ternyata ada kebutuhan baru. Selanjutnya,
Rumah Sakit akan menggunakan sistem yang telah diperbaiki tersebut.
Langkah-langkah pemeliharaan sistem terdiri atas:
a. Penggunaan Sistem , yaitu menggunakan
sistem sesuai dengan fungsi tugasnya masing-masing untuk operasi rutin atau
sehari-hari.
b. Audit sistem, yaitu melakukan penggunaan
dan penelitian formal untuk menentukan seberapa baik sistem baru dapat memenuhi
criteria kinerja.
c. Penjagaan sistem, yaitu melakukan
pemantauan untuk pemeriksaan rutin sehingga sistem tetap beroperasi dengan
baik.
d. Perbaikan sistem, yaitu melakukan
perbaikan jika dalam operasi terjadi kesalahan (bug) dalam program atau
kelemahan rancangan yang tidak terdeteksi saat pengujian sistem.
e. Peningkatan sistem, yaitu melakukan
modifikasi terhadap sistem ketika terdapat potensi peningkatan sistem setelah
sistem berjalan beberapa waktu.
Ketujuh
fase diatas dapat digambarkan sebagai berikut :
2.4 Hal-hal Yang Harus di Tangani dengan adanya SIM-RS
Pengelolaan
data Rumah Sakit yang sangat besar baik data medik pasien maupun data-data
administrasi yang dimiliki oleh rumah Sakit sehingga mengakibatkan :
1. Redudansi
Data,
pencatatan data yang berulang-ulang menyebabkan duplikasi data sehingga
kapasitas yang di perlukan membengkak dan pelayanan menjadi lambat, tumpukan
filing sehingga memerlukan tempat filing yang cukup luas.
2. Unintegrated
Data, penyimpanan data yang tidak terpusat menyebabkan
data tidak sinkron, informasi pada masing-masing bagian mempunyai asumsi yang
berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan masing-masing unit /Instalasi.
3. Human
Error, proses pencatatan yang dilakukan secara manual
menyebabkan terjadinya kesalahan pencatatan yang semakin besar dan tidak
singkron dari unit satu ke yang lainya dan akan menimbulkan banyaknya perubahan
data (efeknya banyak pelayanan akan berdasarkan sesuka perawan/dokter sehinga
dokter / perawat bisa menambah bahkan mengurangi data/tarif sesuai dengan
kondisi saat itu, misal yang berobat adalah sodaranya makan dengan seenaknya
dokter/perawat memberikan discont tanpa melalu prosedur yang tepat. Dan
menimbulkan kerugian pada rumah sakit.
4. Terlambatnya
Informasi, dikarenakan dalam penyusunan informasi harus
direkap secara manual maka penyajian informasi menjadi terlambat dan kurang
dapat dipercaya kebenarannya.
Guna mengatasi
hambatan–hambatan dalam pelayanan kesehatan di Rumah Sakit, keberadaan “Sistem
Informasi Manajemen Rumah Sakit” sangat dibutuhkan, sebagai salah satu
strategik manajemen dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dan
memenangkan persaingan bisnis.
2.5 Tantangan Pengembangan SIM-RS
Perkembangan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIM-RS)
masih belum lancar dan banyak rumah sakit mengalami kegagalan dalam aplikasinya
karena adanya beberapa hambatan dan kendala. Permasalahan yang menjadi kendala
dan hambatan tersebut adalah sebagai berikut :
a. Pemahaman
para pemakai tentang komputer yang masih kurang
b. Pemahaman
para spesialis bidang informasi tentang bisnis dan peran manajemen yang masih
minim
c. Relatif
mahalnya harga perangkat komputer
d. Ambisius
para pengguna yang terlalu yakin dapat membangun sistem informasi secara
lengkap sehingga dapat mendukung semua lapisan pegawai.
Permasalahan yang menjadi penghambat dan kendala dalam perkembangan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIM-RS), menjadi tantangan tersendiri bagi para pengembang Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIM-RS) ini. Setiap Rumah sakit harus memahami betapa pentingnya manajemen informasi bagi perkembangan Rumah Sakit. Terdapat dua alasan utama mengapa terdapat perhatian yang besar terhadap manajemen informasi, yaitu meningkatnya kompleksitas kegiatan rumah sakit dan meningkatnya kemampuan komputer. Dengan tersedianya informasi yang berkualitas, tentunya juga mendorong pegawai untuk meningkatkan kemampuan kompetitif (competitive advantage) Rumah sakit.
Penyelesaian
yang harus dilakukan oleh Rumah Sakit dalam menghadapi permasalahan dan kendala
dari pengembangan Sistem informasi manajemen rumah sakit (SIM-RS) adalah dengan
memberikan pemahaman kepada setiap anggota organisasi mengenai pentingnya
Sistem informasi manajemen rumah sakit (SIM-RS), memberikan pelatihan yang
intensif kepada pengguna Sistem informasi manajemen rumah sakit (SIM-RS), dan memberikan
insentif kepada setiap pegawai yang dapat memanfaatkan Sistem informasi
manajemen rumah sakit (SIM-RS) dengan lebih optimal.
Manajemen
tidak dapat mengabaikan sistem informasi karena sistem informasi memainkan
peran yang penting di dalam suatu organisasi. Sistem informasi sangat
mempengaruhi secara langsung dalam pengambilan keputusan, membuat rencana, dan
mengelola pegawai, serta meningkatkan sasaran kinerja yang hendak dicapai,
yaitu bagaimana menetapkan ukuran atau bobot setiap tujuan/kegiatan, menetapkan
standar pelayanan minimum, dan menetapkan standar dan prosedur pelayanan baku
kepada masyarakat. Untuk itu, tanggung jawab terhadap sistem informasi tidak
dapat didelegasikan begitu saja kepada sembarang pengambil keputusan. Semakin
meningkat saling ketergantungan antara rencana strategis organisasi, peraturan
dan prosedur di satu sisi dengan sistem informasi (software, hardware,
database, dan telekomunikasi) di sisi yang lainnya.
Perubahan di
satu komponen akan mempengaruhi komponen lainnya. Hubungan ini menjadi sangat
penting saat manajemen mempunyai rencana ke depan. Kegiatan yang akan dilakukan
pada masa yang akan datang biasanya sangat tergantung kepada sistem apa yang
tersedia untuk dapat melaksanakannya. Misalnya, dalam peningkatan produktivitas
kerja para pegawai sangat tergantung pada jenis dan kualitas dari sistem
informasi organisasi.
Pengembangan
dan pengelolaan sistem saat ini membutuhkan partipasi banyak pihak di dalam Rumah
Sakit, jika dibandingkan peran dan partisipasi pada periode-periode yang lalu.
Dengan
meningkatnya kecenderungan organisasi berteknologi digital, maka sistem
informasi di dalam Rumah Sakit dapat meliputi jangkauan yang semakin luas hingga
kepada masyarakat, pemerintahan, swasta, dan bahkan informasi mengenai perkembangan
politik terakhir.
Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIM-RS) memainkan
peran yang sangat besar dan berpengaruh di dalam rumah sakit karena semakin
tingginya kemampuan teknologi komputer dan semakin murahnya biaya pemanfaatan
teknologi komputer tersebut.
BAB
III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan.
Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIM-RS) merupakan
bidang yang harus dikembangkan oleh setiap Rumah Sakit yang ada di Indonesia.
Perkembangan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIM-RS) sangat cepat dan
pesat, untuk itu setiap Rumah Sakit harus dengan cepat untuk dapat beradaptasi
dengan teknologi ini.
Permasalahan yang menghambat dan menjadi kendala bagi
pengembangan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIM-RS) di Indonesia bukan
menjadi penghalang bahwa teknologi ini tidak digunakan dan dikembangkan. Setiap
Rumah Sakit yang memiliki hambatan dan kendala dalam pengembangan Sistem
Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIM-RS) harus dengan cepat mengatasi dan
menyelesaikannya dengan memberikan pemahaman, pelatihan dan insentif kepada
setiap pegawai yang memanfaatkan Sistem informasi manajemen rumah sakit (SIM-RS)
dengan lebih optimal.
Pemanfaatan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIM-RS)
yang optimal, maka akan memberikan banyak benefit bagi Rumah Sakit tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar